Friday 7 March 2014

Kabut Asap Melanda, Air Pun Susah Didapat

Cuaca kering tanpa hujan semenjak tiga bulan belakangan yang melanda Dumai tidak saja memicu kebakaran lahan dan hutan, tetapi juga membuat sumur kering. Kini, warga kesulitan mendapat air bersih.

Untuk mendapatkan air bersih yang dijual per tanki atau jerigen kini harus menunggu setengah hingga sehari. Dan karena pasokan terbatas, maka harganya pun naik dari biasa.

Sejumlah kawasan sumur milik warga dipenuhi tanki atau kendaraan roda tiga antre menunggu mendapatkan air. Untuk mendapatkan air, mereka harus menunggu empat hingga lima jam.

Anto (38), seorang penjual air bersih, mengaku tidak bisa mendapatkan air sebagaimana biasanya. Sebulan belakangan, ia mengaku hanya biasa menjual air satu mobil sehari. Satu mobil ini berisikan satu galon air 500 liter serta belasan jerigen.

"Harus menunggu setengah hari baru bisa dapat air sekali bawa. Kering semua sumur di sana," tuturnya.

Di sana maksudnya, adalah di Bukit Batrem. Bukit Batrem memang pemasok utama kebutuhan air bagi sebagian besar warga Dumai. Di kelurahan ini, terdapat ratusan sumur yang airnya kemudian dipasok ke warga.

Tidak melalui pipa, melainkan dijual per tanki atau jerigen. Setiap hari belasan truk tanki atau motor sejenis Kaisar yang bolak balik membawa air.

Karena pasokan air sangat terbatas, seperti biasanya, tentu berdampak pada harga. Biasanya satu jerigen isi 35 liter air, dijual Rp2.500. Sekarang harganya naik menjari Rp35.000. Begitu pun air satu mobil tanki, yang kini dijual Rp130.000. Biasanya hanya Rp100.000.

Karena proyek air minum bernilai puluhan miliar masih belum meneteskan airnya, kebutuhan air bersih warga Dumai sangat tergantung pada ketersediaan air di Bukit Batrem dan air hujan.(*)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...